Monday, February 27, 2017

Proses Organisasi

Apa saja proses organisasi?

Proses Organisasi memberikan kehidupan pada organisasi. Ketika proses-proses tersebut tidak berfungsi dengan baik, maka masalah akan muncul. Sejumlah proses yang berkontribusi pada kinerja organisasi yang efekif yaitu proses komunikasi, proses pengambilan keputusan, dan proses kepemimpinan.

1. Proses Komunikasi
Keberlangsungan organisasi bergantung pada kemampuan manajemen untuk menerima, mengirimkan, dan menindaklanjuti informasi. Proses komunikasi menghubungkan orang-orang yang ada di dalam organisasi. Namun informasi juga mengintegrasikan aktivitas-aktivitas internal dari organisasi.

2. Proses Pengambilan Keputusan
Kualitas pengambilan keputusan dalam organisasi bergangtung kepada pemilihan tujuan yang tepat dan pengidentifikasian cara pencapaian. Organisasi bergantung kepada keputusan individu dan juga keputusan kelompok, dan manajemen yang efektif memerlukan pengetahuan akan kedua jenis keputusan itu.

3. Proses Kepemimpinan
Dalam semua organosasi tentunya selalu ada sosok pemimpin. Pemimpin dapat ditemukan dikelompok formal dan juga informal. Pemimpin mungkin berjabatan manager ataupun bukan manajer. Pentingnya kepemimpinan efektif untuk mencapai kinerja optimal individu, kelompok, dan organisasi sangat besar sehingga banyak dilakukan usaha menentukan penyebab dari kepemimpinan semacam itu.
Banyak pendapat bahwa satu gaya kepemimpinan efektif digunakan untuk semua situasi. Namun, ada pula pendapat bahwa setiap situasi memerlukan gaya kepemimpinan yang berbeda dan spesifik.


sumber:
Ivancevich, John M., Konopaske, Robert., Matteson, Michael T. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi Edisi Ketujuh. Jakarta : Erlangga

Contoh Bab I Skripsi

Pada postingan kali ini, saya akan memberikan contoh penulisan Bab 1 Skripsi, yaitu sebagai berikut:

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Lingkungan kerja merupakan aspek penting di dalam suatu organisasi. Lingkungan kerja yang kondusif akan mempengaruhi jalannya aktivitas organisasi untuk dapat bersaing dengan organisasi lainnya untuk mencapai kesuksesan. Menurut Spector (dalam Raziq & Raheela, 2015, p.718) banyak perusahaan bisnis yang mengabaikan lingkungan kerja sehingga dampaknya merugikan bagi kinerja dari karyawannya.

Karyawan membutuhkan lingkungan kerja yang bebas dari masalah yang akan menghambat perkembangan potensi mereka. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja, yang dapat mempengaruhi seorang pekerja dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan.
Menurut Opperman (dalam Noah & Steve, 2012, p.37) lingkungan kerja dibagi menjadi tiga dimensi yaitu: lingkungan teknik, lingkungan manusia, dan lingkungan organisasi. Pertama, lingkungan teknik memiliki indikator: peralatan, perlengkapan, infrastruktur, dan elemen fisik lainnya. Kedua, lingkungan manusia memiliki indikator: hubungan dengan rekan kerja, hubungan dengan tim kerja, hubungan dengan pimpinan, dan hubungan dengan manajemen. Ketiga, lingkungan organisasi memiliki indikator: sistem kerja, prosedur, pelatihan, nilai dan filosofi organisasi.

Lingkungan kerja menjadi stimulus dalam menentukan sikap kerja karyawan. Menurut Robbin & Judge (2015, h.46) dalam memahami sikap kerja, terdapat tiga sikap kerja yang utama yaitu: kepuasan kerja, keterlibatan kerja, dan komitmen organisasi.

Lingkungan kerja akan berdampak kepada kepuasan kerja karyawan. Bakotic & Babic (2013) menerangkan bahwa kondisi lingkungan kerja merupakan bagian penting untuk mencapai kepuasan kerja karyawan, oleh karena itu karyawan yang bekerja pada kondisi lingkungan kerja yang tidak kondusif akan mengalami ketidakpuasan kerja. Untuk meningkatkan kepuasan kerja tersebut, organisasi atau manajemen harus memperbaiki kondisi lingkungan kerjanya (dalam Raziq & Raheela, 2015, p.719).

Menurut Robbins & Judge (2015, h.46) kepuasan kerja (job performance) merupakan suatu perasaan positif tentang pekerjaan yang dihasilkan dari suatu evaluasi pada karakteristik-karakteristiknya. Seorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan yang positif mengenai pekerjaannya, sedangkan seorang dengan level rendah memiliki perasaan negatif.
Menurut ivancevich, et al (2007, h.90) mengemukakan faktor penting yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu: imbalan, pekerjaan itu sendiri, peluang promosi, supervisi, rekan kerja, kondisi pekerjaan, dan keamanan kerja.

Menurut Hasibuan (dalam Asrori dan Triyani, 2012, h.71) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.
Lingkungan kerja, disiplin dan kepuasan kerja akan berdampak pada kinerja karyawan. Donni (2014, h.269) menjelaskan bahwa kinerja merupakan perwujudan dari kemampuan dalam karya nyata yang dicapai pegawai dalam mengemban tugas dan pekerjaan yang berasal dari organisasi.
PT. Mediate Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Advertising Agency dibawah naungan dari MNC Group. PT. Mediate Indonesia terletak di Jl. Kebon Sirih No.17-19, Gd. INews Lt.5 Jakarta Pusat. Menurut Ibu Ajeng (Mbak Caca), selaku HRD/GA PT. Mediate Indonesia, perusahaan baru melalui pemindahan lokasi kerja selama 2 bulan. Oleh karena itu, proses adaptasi karyawan di gedung yang baru tersebut tentunya akan berdampak pada kinerja karyawannya. Beliau menambahkan bahwa lingkungan kerja yang sekarang pasti akan berdampak langsung dengan kinerja karyawannya dikarenakan desain ruangan dan tata letak belum optimal (wawancara di Gd. INews, 6 Okt 2016. 15.00 WIB).

Berdasarkan table di atas, dapat diketahui bahwa jumlah hari kerja selama periode bulan Januari-Agustus 2016 ialah 162 hari kerja. Rata-rata hari kerja perbulan PT. Mediate Indonesia yaitu 20 hari kerja. Jam kerja dimulai pukul 09.00-18.00 WIB.  Jumlah karyawan pada PT. Mediate Indonesia yaitu 62 orang (PT. Mediate Indonesia, 2016).

Grafik mengenai pelanggaran terhadap absensi karyawan PT. Mediate Indonesia tahun 2016 relatif mengalami peningkatan khusunya pada periode bulan Juni dan Agustus. Grafik tersebut juga menjelaskan bahwa karyawan lebih memilih untuk tidak melakukan absensi di pagi hari jika datang telat (late) di bandingkan harus mengisi absensi pagi. Hal tersebut dikarenakan karyawan yang telat diwajibkan memberikan surat keterangan mengenai alasan karyawan tersebut telat (late) (hasil wawancara dengan Ibu Ajeng, 9 Okt 2016, 15.00 WIB).

Pelanggaran terhadap absensi yang terjadi di PT. Mediate Indonesia menunjukan bahwa kinerja karyawan tidak optimal. Presentase pelanggaran tiap bulannya relatif meningkat khusunya pada bulan Juni 46% ( 568 kali pelanggaran) dan Agustus 45% (552 kali pelanggaran). Total pelanggaran terhadap absensi sebanyak 3015 atau sebanyak 30% pelanggaran yang terjadi pada periode Januari –Agustus 2016.

Berdasarkan data di atas, tindakan pelanggaran karyawan PT. Mediate Indonesia mencerminkan disiplin kerja mereka. Disiplin kerja dalam hal ini berupa waktu kerja. Disiplin kerja karyawan PT. Mediate Indonesia akan memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan itu sendiri.

Nitisemito (dalam Setiawan, 2013) mengemukan disiplin sebagai suatu sikap, perilaku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan, baik terrulis maupun tidak tertulis. Menurut Rivai (2009, h.825) disiplin kerja merupakan suatu alat yang digunakan manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka besedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan ketersediaan seseorang untuk menaati peraturan dan norma yang berlaku.

Lingkungan kerja menjadi stimulus dalam menentukan kepuasan kerja karyawan yang tentunya akan berdampak kepada disiplin karyawan sehingga kinerja karyawan PT. Mediate Indonesia akan meningkat. Kinerja karyawan PT. Mediate Indonesia dapat dinilai dari perilaku dan hasil, serta tingkat ketidakhadiran (absent) karyawan. Kinerja karyawan yang baik memberikan keuntungan bagi kesuksesan perusahaan.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Disiplin Kerja dan Kepuasan Kerja serta dampaknya terhadap Kinerja Karyawan PT. Mediate Indonesia tahun 2016”

1.2 Masalah Pokok
Setiap perusahaan memahami pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, sehingga mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri karyawannya. Lingkungan kerja yang baik dan kondusif akan mempengaruhi  kepuasan kerja dan disiplin kerja karyawan, sehingga kinerja karyawan juga akan meningkat.

Untuk lebih jelasya mengeni Contoh Bab I Skripsi, bisa kalian download filenya di bawah ini: