Tuesday, May 7, 2013

Memahami Tim Kerja

Memahami Tim Kerja

Perbedaan antara Kelompok Kerja dan Tim Kerja

Kelompok kerja dan Tim kerja bukanlah hal yang sama. Kelompok kerja adalah kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan membuat berbagai keputusan untuk membantu setiap anggota bekerja di dalam area tanggung jawabnya. Kelompok kerja tidak mempunyai kebutuhan atau kesempatan untuk terlibat dalam kerja kolektif yang membutuhkan usaha bersama. Dengan kaa lain kinerja mereka adalah gabungan akhir dari kontribusi individual setiap anggota kelompok.
Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menciptakan suatu sinergi positif melalui kerja yang kolektif dimana setiap anggota-anggotanya mempunyai keterampilan yang saling melengkapi.

Jenis-Jenis Tim
Tim dapat melakukan berbagai hal seperti produksi memberikan jasa, bernegosiasi, dan lainnya. Ada empat jenis tim yang paling umum yaitu : 

1.Tim Penyelesai Masalah 
Kelompok-kelompok yang terdiri dari 5 sampai 12 orang karyawan dari departemen yang sama yag bertemu dalam beberapa jam setiap minggu untuk mendiskusikan berbagai hal untuk meningkatkan kualitas, efesiensi, dan lingkungan kerja. Dalam Tim Penyelesai Masalah, para anggotanya berbagi ide atau memberikan saran terkait proses dan metode kerja yang bisa ditingkatkan.
2. Tim Kerja yang Mengelola Diri Sendiri
Yaitu kelompok kerja yag terdiri dari 10 sampai 15 orang yang memikul tanggung jawab dari para pengawas mereka yang terdahulu. Biasanya tanggung jawabnya mencangkup perencanaan dan pengaturan pekerjaan, pemberian tugas kepada para anggota, pengendalian kolektif atas langkah kerja, pembuatan berbagai keputusan pengoperasian, pengambilan tindakan tuntuk berbagai tindakan. 

3. Tim Lintas Fungsional
Yaitu para karyawan yang berasal dari tingkat hierarki yang kurang lebih sama tetapi dari berbagai bidang pekerjaan yang berbeda yang berkumpul untuk menyelesaikan sebuah tugas. Tim lintas fungsional merupakan cara efektif yang memungkinkan orang-orang dari berbagai bidang pekerjaan yang berbeda didalam suatu organisasi untuk saling bertukar informasi, mengembangkan ide-ide baru dan menyelesaikan benyak masalah, dan mengoordinasi berbagai proyek yang rumit.

4. Tim Virtual
Yaitu tim yang dibentuk dan tim yang proses kerjanya menggunakan teknologi komputer untuk menyatukan anggota-anggota yang terpisah secara fisik untuk mencaai tujuan bersama. Pada tim ini, orang-orang akan saling berinteraksi untuk mendiskusikan tugasnya bisa melalui media online baik saat mereka terpisah dalam hal ruangan ataupun lintas benua.

Ada tiga faktor yang membedakan tim virtual dengan tim yang bertemu muka secara langsung, yaitu ;
1. Ketiadaan isyarat-isyarat paraverbal (nada, perubaha, dan volume suara) dan nonverbal (gerakan mata,ekspresi wajah,gerakan tangan,dan bahasa tubuh lainnya).
2. Konteks sosial yang terbatas
3. Kemempuan untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu

Menciptakan Tim yang Kreatif

Berbagai macam komponen utama yang membentuk tim yang efektif dapat digolongkan menjadi empat kategori umum. Pertama adalah berbagai sumber dan pengaruh kontekstual lain yang menjadikan tim tersebut efektif. Kedua adalah kategori yang berhubungan dengan komposisi tim. Ketegori yang ketiga adalah rancangan pekerjaan. Dan yang terakhir, variabel proses mencerminkan hal-hal yang terjadi dalam tim yang mempengaruhi efektivitas.

1. Konteks
Keempat faktor kontekstual yang sangat berhubungan secara signifikan dengan kinerja tim yaitu;
a. Sumber yang memadai
Kekurangan sumber daya secara langsung mengurangi kemampuan tim untuk menyelesaikan masalah secara efektif. Terlebih lagi suatu tim pasti memerlukan dukungan dari dalam dan luar seperti informasi yang tepat waktu, peralatan yang tepat, kepegawaian yang memadai dan lainnya. Tim harus menerima dukungan manajemen dan organisasi yang lebih besar bila ingin dapat mencapai tujuannya. 

b. Kepemimpinan dan Struktur
Dalam sebuah tim harus terseusun pembagian tugas yag jelas agar setiap anggotanya memberikan kontribusi yang sama dalam berbagai beban kerja. Selain itu dalam tim juga harus menentukan jadwal, keterampilan yang perlu di kembangkan, cara kelompok tersebut menganggapi berbagai konflik, serta cara kelompok tersebut dalam hal mengambil keputusan.

c. Suasana Kepercayaan
Dalam suatu tim sangat diperlukan rasa saling percaya antara setiap anggotanya. Para anggota juga harus memercayai pemimpinnya,begitu juga sebaliknya. Kepercayaan antarpersonal diantara para anggota memudahkan kerja sama, dan mengurangi kebutuhan untuk saling mengawasi perilaku orang lain. Kepercayaan adalah dasar dari kepemimpinan. Dengan adanya kepercayaan memungkinkan tim tersebut menerima dan berkomitmen terhadap berbagai tujuan dan keputusan pemimpin mereka.

d. Evaluasi Kinerja dan Sistem Penghargaan
Selain mengevaluasi dan memberi penghargaan kepada karyawan atas kontribusi individual mereka, manajemen juga harus mempertimbangkan penilaian berbasis kelompok, pembagian laba, pembagian pendapatan, intensif kelompok kecil, dan modifikasi sistem lain yang akan nenguatkan usaha dan komitmen tim.

2. Komposisi
Kategori ini meliputi variabel-variabel yang berhubungan denga bagaimana kepegawaian tim harus disusun.
a. Kemampuan Para Anggota
Bagian dari kinerja sebuah tim bergantung pada pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dari para anggota individualnya. Untuk bekerja secara efektif, sebuah tim membutuhkan tiga jenis keterampilan yang berbeda. Pertama,tim membutuhkan keterampilan teknis. Kedua, tim membutuhkan orang-orang yang mempunyai keterampilan menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Dan yang Ketiga, tim membutuhkan orang-orang yang mempunyai keterampilan mendengarkan, memberi umpan balik, resolusi konflik, dan keterampilan antarpersonal lainnya.

b. Kepribadian
Komposisi kepribadian adalah penting untuk keberhasilan tim. Komposisi kepribadian sangat baik untuk menyusun tim dengan orang-orang yang ekstraver, patuh, berhati-hati, stabil secara emosional, dan terbuka. Manajemen juga harus meminimalkan ketidaktetapan didalam tim mengenai berbagai sifat ini.

c. Mengalokasi Peran
Tim mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dan orang-orang harus dipilih untuk sebuah tim untuk memastikan bahwa setiap peran terisi.

d. Keberagaman
Ketka sebuah tim mempunyai keberagaman dalam hal geder, kepribadian, usia, pendidikan, spesialisasi fungsional, dan pengalaman, memungkinkan tim mempunyai karakteristik-karakteristik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas secara efektif.

e. Ukuran Tim
Secara umum, tim yang palng efektif memiliki kurang dari 10 anggota. Ketika suatu tim memiliki terlalu banyak anggota, kekoefisienan dan akuntabilitas bersama menurun, kemalasan sosial (social loafing) meningkat, dan semakin banyak orang yang enggan berbicara dengan orang lain.

f. Fleksibilitas Anggota
Tim dengan para individu yang fleksibel memiliki anggota yang mampu menyelesaikan tugas anggota lainnya.

g. Preferensi Anggota
Tidak semua karyawan adalah seorang pemain tim. Ketika individu yang lebih suka bekerja sendiri diminta untuk bergabung dalam sebuah tim, terdapat ancaman langsung moral tim dan kepuasan anggota. Tim yang berkinerja tinggi cenderung terdiri atas orang-orang yang lebih suka bekerja sama dalam suatu bagia kelompok.

3. Rancangan Kerja
Tim yang efektif harus harus bekerja sama dan menerima tanggung jawab secara kolektif untuk menyelesaikan tugas-tugas yang signifikan. Berbagai rancangan kerja memberikan motivasi karena meningktakan rasa tanggung jawab dan kepemilikan para anggota atas pekerjaan tersebut serta membuat pekerjaan tersebut lebih menarik untuk dikerjakan.

4. Proses
Kategori terakhir yang terikat dengan efektivitasan tim adalah variabel proses. Variabel proses mencangkup komitmen anggota untuk suatu tujuan bersama, pembentukan tujuan tim, efektivitas tim, tingkat konflik yang teratur, dan minimalisasi social loafing.

a. Tujuan Umum
Tim yang efektif mempunyai tujuan umum dan berarti yang memberikan pengarahan, momentum, dan komitmen untuk para anggotanya. Tujuan ini adalah sebuah visi, dan lebih luas daripada tujuan-tujuan khusus.

b. Tujuan Khusus
Tim yang berhasil adalah tim yang dapat mengubah tujuan umum menjadi tujuan umum mereka menjadi tujuan yang realitas, bisa diukur, dan khusus. Tujuan-tujuan khusus memudahkan komunikasi yang jelas.

c. Efektivitas Tim
Tim yang efektif memiliki rasa pecaya diri dalam diri mereka bahwa mereka bisa berhasil. Tim yang berhasil memiliki keyakinan bahwa esok mereka akan lebih berhasil sehingga memotivasi mereka untuk berusaha lebih giat lagi. Manajemen juga harus membantu untuk meningkatkan efektivitas tim misalnya membantu tim dalam mencapai keberhasilan-keberhasilan kecil dan mengadakan pelatihan keterampilan.

d. Tingkat Konflik
Koflik dalam sebuah tim tidak selalu buruk. Dengan adanya suatu konflik sebenarnnya dapat memberikan keefektivitasan sebuah tim. Konflik-konflik tugas misalnya, dengan adanya konflik dalam menyelesaikan suatu tugas, maka memberikan dorongan bagi anggota tim untuk mendiskusikannya demi mendapatkan suatu keputusan yang lebih baik.

e. Kemalasan Sosial (sosial loafing)
Tim yang efektif mengurangi kecenderungan terjadi kemalasan sosial pada kelompoknya dengan cara membuat diri mereka sendiri bertanggung jawab dalam tingkat individu dan juga tingkat tim. Oleh karena itu setiap anggota harus mengerti akan tanggung jawab individualnya dan tanggung jawab bersama.

Mengubah Individu menjadi Pemain Tim

Dengan mengubah sikap karyawan yang individual menjadi pemain tim maka akan meningkatkan keefektivan pula terhadap tugas-tugas yang diberikan. Oleh karena itu perlu dilakukan beberapa cara, yaitu :
1. Seleksi

Beberapa orang sudah mempunyai keterampilan-keterampilan antar personal untuk menjadi pemain tim yang efektif. Ketika memperkerjakan anggota tim, selain keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan, kita juga harus memperhatikan calon-calon karyawan yang bisa memenuhi peran-peran tim mereka, begitu pula dengan berbagai persyaratan teknis.

2. Pelatihan
Mengadakan pelatihan memungkinkan karyawan memperoleh kepuasan yang didapat dari kerja sama tim. Pelatihan yag diberikan msalnya berhubungan dengan menigkatkan keterampilan menyelesaikan masalah, komunikasi, negosiasi,serta menyelesaikan konflik. Para karyawan juga diingatkan akan pentingnya rasa sabar karena tim membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat keputusan-keputusan bila dibandingkan para karyawan yang bertindak sendirian.

3. Penghargaan
Penghargaan yang diberikan terhadap seseorang harus secara adil antara tujuan-tujuan individu dan perilaku-perilaku tim. Promosi, kenaikan daji, dan berbagai bentuk penghargaan lainnya harus diberikan kepada para individu demi keefektifan mereka sebagai anggota tim kolabotatif. Selain itu jangan melupakan penghargaan intrinsik yang bisa didapat para karyawan dari kerja sama tim.

1 comment:

Sudah baca isinya? terimakasih bagi anda yang mau koment, kritik dan saran anda sangat berguna untuk saya dalam mengshare artikel seputar pembelajaran